Senin, 03 Juni 2013

Memperbaiki sistem rem dan komponennya



1).  Menjelaskan konstruksi dan cara kerja rem tangan
  Rem Parkir
          Rem parkir (parking brake) terutama digunakan untuk parkir kendaraan. Mobil penumpang dan kendaraan niaga yang kecil mempunyai rem parkir tipe roda belakang (rem kaki), atau rem parkir ekslusif yang dihubungkan dengan roda-roda belakang.
          Kendaraan niaga yang besar menggunakan rem parkir tipe center brake yang dipasang antara propeller shaft dan transmisi. Sistem rem parkir terdiri dari tuas rem, stick atau pedal, kabel atau tipe mekanisme batang (rod) dan tromol rem dan sepatu yang membangkitkan daya pengereman.
Gambar 1. Rem parkir

Cara Kerja
          Mekanisme kerja (operating mechanism) pada rem parkir pada dasarnya sama untuk tipe rem parkir belakang dan tipe center brake. Tuas rem parkir ditempatkan berdekatan dengan tempat duduk pengemudi dengan menarik tuas rem parkir maka rem bekerja melalui kabel yang dihubungkan dengan tuas.

2).  Mengidentifikasi macam-macam penyetel rem tangan
          Ada beberapa tipe tuas rem parkir seperti diperlihatkan di bawah ini, yang digunakan bergantung pada design tempat duduk pengemudi dan sistem kerja yang dikehendaki.

Gambar 2. Tipe tuas rem parkir
         
          Tuas rem parkir dilengkapi dengan ratchet utnuk mengatur tuas pada suatu posisi pengetesan. Pada beberapa tuas rem parkir mur penyetelannya dekat dengan tuas rem, dengan demikian penyetelan jarak tuas dapat dengan mudah distel.

Gambar 3. Penyetel jarak tuas rem parkir

          Kabel rem parkir memindahkan gerakan tuas ke tromol rem sub-assembly. Pada rem parkir roda belakang, dibagian tengah kabel diberi equalizer untuk menyamakan daya kerjanya tuas pada kedua roda-roda. Tuas intermediate (intermediate lever) dipasang untuk menambah daya pengoperasian.

Gambar 4. Kabel rem parkir

Body Rem Parkir

Rem Parkir Tipe Roda Belakang
          Bodi rem parkir dikelompokkan menjadi dua tipe structural bergantung pada andilnya tromol rem atau piringan rem (rem kaki) atau komponen rem yang terpisah.
     a.  Pelayanan Rem Tipe Sharing (Rem Kaki)
         Tipe rem parkir ini digabungkan dengan rem kaki. Hubungannya dilakukan
         secara mekanik dihubungkan pada sepatu rem pada kendaraan yang
         mempunyai tromol rem, atau pada piston pada mobil yang menggunakan
         disc brake.
     b.  Kendaraan dengan tromol rem
         Pada tipe rem parkir ini, sepatu rem akan mengembang oleh tuas sepatu rem
         dan shoe strut (lihat gambar). Kabel rem parkir dipasang pada tuas sepatu
         rem dan daya kerja dari tuas rem parkir dipindahkan melalui kabel rem parkir
         ke tuas sepatu rem.

Gambar 5. Kendaraan dengan tromol rem

     c.  Kendaraan dengan rem piringan
         Dalam tipe rem parkir ini, mekanisme rem parkir disatukan dalam caliperr
         rem piringan. Seperti pada gambar di bawah, gerakan tuas menyebabkan
         poros tuas (lever shaft) berputar menyebabkan spindle menggerakkan
         piston. Hasilnya, pad terdorong menekan rotor piringan (disc rotor).
         Pad menjadi aus dan langkah rem parkir akan bertambah dengan alasan ini,
         maka dilengkapi mekanisme penyetelan otomatis pada mekanisme rem parkir
         untuk menjaga langkah spindle agar tetap konstan setiap waktu.

Gambar 6. Kendaraan dengan rem piringan

     d.  Tipe rem parkir deveted
         Pada tipe rem parkir ini, tromol rem parkir terpisah dari rem piringan
         belakang, seperti pada gambar. Cara kerjanya sama dengan tipe rem parkir
         seperti pada tromol rem.

Gambar 7. Tipe rem parkir deveted

     e.  Tipe Center Brake
         Tipe center brake ini banyak digunakan pada kendaraan komersil. Tipe ini
         salah satu dari tipe rem tromol tetapi dipasang antara bagian belakang
         transmisi dan bagian depan propeller shaft.
         Pada rem parkir tipe center brake ini daya pengeremannya terjadi pada saat
         sepatu rem yang diam ditekan dari bagian dalam terhadap tromol yang
         berputar bersama out put shaft transmisi dan propeller shaft. Tipe rem ini
         bekerjanya sama dengan rem parkir tipe sharing pada kendaraan yang
         menggunakan rem tromol.

Gambar 8. Tipe center brake
 
3).  Memeriksa, memperbaiki dan menyetel rem tangan
 
Memperbaiki Rem Tangan
          Masalah yang biasa terjadi pada rem tangan adalah ketika memarkir kendaraan. Pada tempat yang menurun, kendaraan masih juga bergerak. Hal umum sebagai penyebab masalah pengereman di antaranya adalah:
a)  Kawat penarik telah mulur/ kendor atau karat.
b)  Tempat sambungan kendor atau karat.
c)  Penyetelan kurang tepat.
d)  Jarak bidang pengereman antara kanvas rem/ pad dan tromol/ cakram terlalu
     besar.
          Oleh karena itu, sebelum kegiatan perbaikan, pemeriksaan terhadap komponen dan cara kerjanya harus dilakukan, yaitu:
a.  Pastikan seluruh komponen berada pada kondisi normal dan dapat digunakan
     dengan baik.
b.  Periksa gerakan tuas rem dengan cara menarik sampai kedudukan pengerem,
     dan terdengar suara “klik” sesuai spesifikasi. Posisi tuas rem yang benar
     biasanya setengah dari keseluruhan gerakan tuas.
          Apabila setelah dilakukan pemeriksaan, sedangkan kerja rem tidak memperoleh hasil yang memuaskan, lakukan perbaikan dan penyetelan.
a.  Bilamana tarikan kawat rem tidak lancar, berikanlah pelumasan jika masih
     memungkinkan.
b.  Bilamana tarikan kawat melebihi spesifikasi karena kawat mulur, gantilah kawat
     beserta kelengkapannya.
c.  Bila tarikan kawat melebihi spesifikasi karena setelan, lakukan penyetelan pada
     baut penyetel yang ada di tuas. Atau bilamana masih baik, dapat juga dilakukan
     penyetelan di bagian penyama (equalizer) di bagian bawah kendaraan.

Gambar 9. tempat perbaikan rem tangan

d.  Untuk penyetelan jarak bidang pengereman pada rem tromol tanpa penyetel
     otomatis, melalui pemutaran bintang (star) penyetel yang ada dalam tromol.
     Sedangkan, pada rem tromol dengan penyetel otomatis, jarak bidang
     pengereman telah dijamin oleh penyetel otomatis.

Gambar 10. Rem tromol dengan penyetel otomatis


Keterangan:
1.   Tuas penyetel
2.   Silinder roda
3    Pegas pengembali
4.   Mur penyetel dengan penghubung berulir
5.   Penahan
6.   Tuas rem parkir
7.   Sepatu rem
8.   Jangkar (Anchor)
9.   Pegas pengembali
10. Sepatu rem
11. Penahan
12. Mur penahan sepatu rem

e.  Untuk penyetelan jarak bidang pengereman pada rem cakram, menggunakan
     sekrup penyetel (3) apabila dilakukan, pengereman, tuas rem (2) karena tarikan
     kabel rem akan menekan piston beserta padnya melawan cakram dengan baik.

Celah Sepatu Rem
          Celah antara tromol dan kanvas yang besar akan menyebabkan kelambatan pada pengereman. Bila celah antara tromol dan kanvas terlalu kecil, rem akan terseret dan menyebabkan keausan pada tromol dan kanvas. Begitu juga, apabila celah sepatu pada keempat rodanya tidak sama pada semua roda-rodanya, maka kendaraan akan tertarik ke salah satu arah atau roda belakang kendaraan akan seperti ekor ikan (yang mengibas ke kanan dan ke kiri).
          Untuk mencegah kejadian ini, penting sekali untuk menyetel secara tepat celah antara tromol dan kanvas sesuai spesifikasi yang dianjurkan dan melakukan perawatan setiap saat.
          Pada beberapa tipe rem, penyetelannya bekerja secara otomatis, sedangkan untuk tipe lainnya celahnya harus dilakukan secara terbuka.

Penyetelan Rem Tangan
          Stel pada bagian penyetel sampai tercapai keadaan sesuai dengan gambar-gambar di bawah ini:
a.  Tarik penuh, gerak batang 10 – 20 gigi
     Kontrol: tarik 3 gigi, roda masih harus dapat berputar bebas

Gambar 11. Penyetelan rem tipe stick

b.  Tarik penuh, gerak tuas harus 3 – 7 gigi
     Kontrol: tarik 1 gigi, roda masih harus dapat berputar bebas

Gambar 12. Penyetelan rem tipe tuas

Kontrol Kesamaan Kerja Rem Kanan dan Kiri
a.  Tarik tuas tangan, gigi per gigi, sampai rem tangan mulai berfungsi. Kalau
     kondisi rem baik, hambatan gesek sama pada kedua roda.

Gambar 13. Memeriksa gesekan antara roda dan rem

b.  Tarik tuas rem tangan lagi, gigi per gigi, sampai roda tak dapat diputar.
     Kalau rem tangan berfungsi dengan baik, hal itu terjadi dalam waktu
     bersamaan pada kedua roda.

Gambar 14. Memeriksa kerja rem tangan

Ketidaksamaan kerja rem dapat berasal dari:
a.  Nilai gesekan yang berbeda (tromol, kanvas)
b.  Kelancaran jalan kabel rem tangan yang berbeda.

4). Menyebutkan komponen-komponen rem tromol

Rem Tromol
          Pada tipe rem tromol kekuatan tenaga pengereman diperoleh dari sepatu rem yang diam menekan permukaan tromol bagian dalam yang berputar bersama-sama dengan roda.
          Karena self – energizing efect ditimbulkan oleh tenaga putar tromol dan tenaga mengembangkan sepatu, kekuatan tenaga pengereman yang besar diakibatkan oleh usaha pedal yang relatif kecil.

Gambar 15. Self-energizing efect



Gambar 16. Komponen rem tromol

a.  Backing Plate
     Backing plate dibuat dari baja press yang dibaut pada axle housing atau axle
     carrier bagian belakang. Karena sepatu rem terkait pada backing plate maka
     aksi daya pengereman tertumpu pada backing plate.

Gambar 17. Backing plate

b.  Silinder Roda
     Silinder roda (wheel cylinder) terdiri dari beberapa komponen seperti terlihat
     pada gambar di sebelah kanan. Setiap roda menggunakan satu atau dua buah
     silinder roda. Ada sistem yang menggunakan dua piston untuk menggerakkan
     kedua sepatu rem yaitu satu piston untuk setiap sisi silinder roda, sedangkan
     sistem yang lainnya hanya menggunakan satu piston untuk menggerakkan
     hanya satu sepatu rem.
     Bila timbul tekanan hidraulis pada master cylinder maka akan menggerakkan
     piston cup. Piston akan menekan kearah sepatu rem kemudian bersama-sama
     menekan tromol rem.
     Apabila rem tidak bekerja, maka piston akan kembali ke posisi semula dengan
     adanya kekuatan pegas pembalik sepatu rem .
     Bleeder plug disediakan pada silinder roda gunanya untuk membuang udara
     dari minyak rem.

Gambar 18. Silinder roda

c.  Sepatu Rem dan Kanvas Rem
     Sepatu rem (brake shoes) seperti juga tromol (drum) memiliki bentuk setengah
     lingkaran.
     Biasanya sepatu rem dibuat dari pelat baja. Kanvas rem dipasang dengan jalan   
     dikeliling (pada kendaraan besar) atau dilem (pada kendaraan kecil) pada  
     permukaan yang bergesekan dengan tromol.
     Kanvas ini harus dapat menahan panas dan aus serta harus mempunyai
     koefisien gesek yang tinggi. Koefisien tersebut sedapat mungkin tidak mudah
     dipengaruhi oleh keadaan turun naiknya temperatur dan kelembaban yang silih
     berganti. Umumnya kanvas (lining) terbuat dari campuran fiber metalic dengan
     brass, lead, plastik dan sebagainya dan diproses dengan ketinggian panas
     tertentu.

Gambar 19. Sepatu rem dan kanvasl

d.  Tromol Rem
     Tromol rem (brake drum) umumnya terbuat dari besi tuang (gray cast iron) dan
     gambar penampangnya seperti terlihat pada gambar di bawah ini. Tromol rem
     ini letaknya sangat dekat dengan sepatu rem tanpa bersentuhan dan berputar
     bersama roda.
     Ketika kanvas menekan permukaan bagian dalam tromol bila rem bekerja, maka
     gesekan panas tersebut dapat mencapai suhu setinggi 200 0 C sampai 3000C.

Gambar 20. Penampang tromol rem

5).  Membongkar, memeriksa dan memperbaiki silinder master dan silinder roda

Melepas dan Membongkar Silinder

Gambar 21. Master silinder rem

a.  Kosongkan tabung reservoir (dengan penyedot)
b.  Lepaskan pipa-pipa tekanan
c.  Lepaskan master dari booster
d.  Lepaskan tabung reservoir dari silinder master (dengan menarik perlahan-lahan)

Gambar 22. tabung reservoir dan silinder master

e.  Lepaskan baut penyetop torak 2 sekunder piston (tekan torak dalam-
     dalam dan lepaskan baut penyetop)

Gambar 23. Melepas baut penyetop master silinder

f.  Lepaskan ring penjamin (snap ring) dengan menekan torak dan melepas
    snap ring.

Gambar 24. Melepas snap ring

g.  Keluarkan torak 1 dan 2 (ketok pada dua balok kayu beri alas kain, bila
     sudah menonjol dapat ditarik keluar)

Gambar 25. Melepas piston
Pemeriksaan
Bersihkan semua komponen dalam air
a.  Jika korosi ringan dapat dihoning
b.  Jika korosi berat harus diganti
c.  Periksa ulir-ulir baut

Gambar 26. Memeriksa ulir baut

d.  Periksa sil

Gambar 27. Memeriksa sil

     Jika keadaan rusak, sobek dan keras harus diganti
     (Catatan: Pada setiap pembongkaran sebaiknya sil-sil diganti dengan yang
     baru)
e.  Periksa torak dan pegas

Gambar 28. Memeriksa torak dan pegas

     Jika pegas korosi, kaku dan lemah harus diganti. Jika torak korosi atau pecah
     harus diganti.

Perbaikan
          Memperbaiki silinder master korosi dengan cara di horning. Di honing dengan alat honing (menggunakan bor tangan. Saat menghoning silinder dilumasi dengan air. Setelah halus, bersihkan dengan udara kompresor.

Gambar 29. Memperbaiki silinder master
Catatan:
a.  Toleransi diamter silinder master + 1 mm.
b.  Putaran honing = 1000 rpm
c.   Jangan  memutar honing di luar silinder master...!!!

Pemeriksaan Kebocoran pada Silinder Master
a.  Periksa kebocoran pada sambungan pipa rem dan reservoir.
b.  Periksa kebocoran pada sil sekunder. Jika ujung silinder dan kelilingnya basah
     oleh cakram rem, silinder harus dioverhaul atau diganti.

Gambar 30. Memeriksa kebocoran silinder master

c.  Jika mobil dilengkapi dengan penguat tenaga rem (booster), ujung silinder tidak
     dapat diperiksa tanpa melepas silinder. Untuk itu, lepas slang vakum penguat
     tenaga rem dan cium slang tersebut. Jika berbau cairan rem, lepas silinder pada
     flensnya untuk pemeriksaan pada sil sekundernya. Periksa juga di sekeliling
     flens silinder master pada penguat vakum. Jika basah oleh cairan rem, sil
     sekunder bocor. Jika ada cairan rem di dalam penguat tenaga rem, alat tersebut
     harus dibersihkan/dioverhaul.

6).  Memeriksa saluran dan slang rem
Pemeriksaan Saluran dan Slang Rem
a.  Periksa pipa-pipa rem.
     Apabila bocor atau berkarat keras, pipa rem harus diganti.
b.  Periksa slang-slang rem. Jika permukaannya retak atau tergores, slang harus
     diganti. Perhatikan pada pemasangan slang rem, jangan bersinggungan dengan
     roda. Periksa hal tersebut. Juga sewaktu roda depan dalam posisi terbelok.
Gambar 31. Pemeriksaan Saluran dan Slang Rem


7).  Mengontrol fungsi penguat tenaga rem (booster)
Kontrol Fungsi Penguat Tenaga Rem (Booster)
          Kontrol ini harus dilaksanakan, kalau pedal rem harus ditekan keras sekali untuk mencapai perlambatan/ pengereman mobil yang cukup.
a.  Tekan pedal rem beberapa kali, pada saat motor mati.
b.  Hidupkan motor sewaktu pedal rem ditekan. Kalau penguat tenaga berfungsi,
     pedal akan menurun sedikit, selama tahap tersebut.
c.  Matikan motor sewaktu pedal rem ditekan. Pada tahap ini pedal tidak boleh ada
     reaksi. Jika peda akan terdorong kembali, katup anti-balik pada penguat tenaga
     harus dibersihkan/diganti.

Gambar 32. Memeriksa booster

8).  Membongkar, memeriksa, memperbaiki dan menyetel sistem rem tromol
Pemeriksaan Fungsi Rem Tromol
          Periksa apakah silinder rem macet. Lepas tromol hanya pada rem yang sedang diperiksa. Tromol roda-roda lain harus terpasang, agar torak-toraknya tidak tertekan keluar.
a.  Minta tolong seseorang untuk menekan pedal rem, kedua kanvas ditahan
     dengan obeng. Torak-torak pada silinder rem yang diperiksa harus bergerak
     keluar tampa ada kebocoran di silinder roda. Jika terdapat kebocoran, semua
     silinder rem pada aksel yang diperiksa harus dioverhaul.

Gambar 33. Memeriksa fungsi rem tromol

b.  Periksa permukaan gesek pada tromol rem. Bila berwarna abu-abu sampai
     hitam, atau berkarat, nilai gesekannya kurang. Maka permukaan harus
     dibersihkan denga kertas gosok, atau lebih baik dengan dibubut/ digerinda.
Pemeriksaan/ Pembersihan Bagian-bagian Rem Tromol
a.  Bersihkan bagian-bagian rem dengan kuas atau sikat. Dilarang menggunakan
     angin, pakai air sabun jika kotor keras.
-          b.  Periksa kondisi dan pemasangan bagian pengikat sepatu rem:
     1.  Kedudukan ujung sepatu
     2.  Kedudukan pegas
     3.  Pemasangan batang penghubung
     4.  Pengunci sepatu
     5.  Kedudukan pegas
     6.  Kedudukan ujung sepatu

Gambar 34. Bagian yang harus diperiksa pada rem tromol

c.  Periksa tebal kanvas. Jika kurang dari 1,5 mm atau keling kanvas sudah
     tercoret, kanvas harus diganti baru.

Gambar 35. Memeriksa ketebalan kanvas rem

d.  Periksa permukaan kanvas. Kalau permukaannya keras dan berkilat, nilai
     geseknya kurang. Kanvas harus digosok atau diganti baru agar tercapai
     efektifitas rem yang normal.

Gambar 36. Memeriksa permukaan kanvas rem

e.  Permukaan kanvas yang kotor karena oli aksel atau cairan rem biasanya diganti
     baru.

Gambar 37. Permukaan kanvas yang terkena oli

f.  Permukaan yang buram atau berkilat lemah menunjukkan kondisi kanvas yang
    normal. Tidak perlu digosok.

Gambar 38. Permukaan kanvas rem yang baik

g.  Periksa kebocoran pada sil poros aksel (hanya pada aksel rigid dengan
     penggerak roda). Kebocoran dapat dilihat pada piringan rem dan pada poros
     aksel yang basah karena oli. Sil yang bocor harus diganti baru.
h.  Periksa kebocoran pada silinder rem. Jika ada, semua silinder rem pada aksel
     yang diperiksa harus dioverhaul atau diganti baru.

Gambar 39. Memeriksa kebocoran sil silinder roda

i.  Untuk memeriksa kebocoran, lihat juga bagian dalam karet pelindung debu
    silinder rem.
Gambar 40. Memeriksa karet pelindung debu silinder roda
Penyetelan Sepatu Rem
          Pada sistem pengingkatan tromol dengan flens, roda harus dipasang untuk mendapat hasil penyetelan yang baik, (Jika roda tidak terpasang, tromol tertekan teratur pada flensnya)
          Penyetelan rem biasanya dapat dilakukan melalui lobang pada piringan rem. Lubang-lubang tersebut biasanya tertutup dengan karet.

Gambar 41. Menyetel rem melalui lubang pada piringan rem

          Juga ada mobil dengan lubang penyetel pada tromol (misal: VW, Suzuki). Pada sistem ini, roda harus terpasang dengan posisi lubang pelg pada lubang tromol.

Gambar 42. Menyetel rem melalui lubang pada tromol rem

          Penyetelan dapat dilakukan dengan obeng, tetapi sering lebih sederhana dengan alat khusus atau obeng yang dibengkokkan sesuai dengan keperluan.

Gambar 43. Cara menyetel rem

2 komentar: