Jumat, 31 Mei 2013

Memelihara sistem rem dan komponennya (Bagian 1)


BAB I

1).  Menjelaskan fungsi rem

Gambar 1.  Sistem rem
  
          Tujuan dipasangnya rem pada kendaraan untuk memperlambat jalannya kendaraan  mengurangi kecepatan, berhenti atau memarkir kendaraan pada jalan yang mendaki. Dengan kata lain melakukan kontrol terhadap kecepatan kendaraan untuk menghindari kecelakaan dan merupakan alat pengaman yang berguna untuk menghentikan kendaraan secara berkala. Oleh karena itu baik atau tidaknya kemampuan rem secara langsung menjadi persoalan yang sangat penting bagi pengemudi di waktu mengendarai kendaraan. Jadi fungsi rem harus dapat mengatasi kecepatan kendaraan yang meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut di atas maka rem dipasangkan pada keempat rodanya. Adapun rem yang digunakan untuk kendaraan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a.  Dapat bekerja dengan baik dan cepat.
b.  Bila muatan pada roda-roda sama besar, maka gaya pengeremannya harus sama
     besar pula, bila tidak harus sebanding dengan muatan yang diterima oleh roda-roda
     tersebut.
c.  Dapat dipercaya dan mempunyai daya tekan yang cukup.
d.  Rem itu harus mudah diperiksa dan disetel.

2).  Menjelaskan prinsip kerja rem

PRINSIP REM
          Kendaraan tidak dapat berhenti dengan segera apabila mesin dibebaskan (tidak dihubungkan) dengan pemindahan daya, kendaraan cenderung tetap bergerak. Kelemahan ini harus dikurangi dengan maksud untuk menurunkan kecepatan gerak kendaraan hingga berhenti. Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetik (energi gerak) untuk menggerakkan kendaraan. Sebaliknya, rem mengubah energi kinetik kembali menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan. Umumnya, rem bekerja disebabkan oleh adanya sistem gabungan penekanan melawan sistem gerak putar. Efek pengereman (braking effect) diperoleh dari adanya gesekan yang ditimbulkan antara dua objek.

Gambar 2.  Prinsip rem

TIPE REM
          Rem yang dipergunakan pada kendaraan bermotor dapat digolongkan menjadi beberapa tipe tergantung pada penggunaannya.
a.  Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol kecepatan dan menghentikan
     kendaraan.
b.  Rem parkir (parking brake) digunakan terutama untuk memarkir kendaraan.
c.  Rem tambahan (auxiliary brake) digunakan pada kombinasi rem biasa (kaki) yang
     digunakan pada truk diesel dan kendaraan berat.

3).  Memeriksa tinggi permukaan minyak rem
a.  Periksa bahwa tinggi permukaan minyak rem pada master silinder adalah diantara
     garis MIN dan MAX.
b.  Jika tinggi permukaan minyak rem dibawah atau dekat garis minimum, periksa
     kemungkinan terdapat kebocoran pada sistem hidrolis dan tambahkan minyak rem
     hingga garis MAX.
     b.1  Jangan menggunakan minyak rem yang telah lama disimpan karena minyak
            rem adalah bahan yang mudah dipengaruhi cuaca. Jangan lupa menutup dan
            memberi perapat pada tutup tempat minyak rem.
     b.2  Usahakan agar reservoir master silinder tidak kemasukkan kotoran.
     b.3  Bersihkan dengan air setiap minyak rem yang mengenai bagian yang bercat
            karena minyak rem akan merusak cat.

4).  Mengeluarkan udara dari saluran rem hidraulis
a.  Angkat kendaraan
     Pekerjaan ini dikerjakan oleh dua orang; sisten duduk di tempat pengemudi.
b.  Tambahkan minyak ke reservoir, tinggi permukaan minyak di bawah garis MAX
     (maksimum).
c.  Buang udara
     1.  Buka tutup sumbat pembuang udara dari silinder roda yang terjauh dari master
          silinder. Pasang slang plastik pada sumbat pembuang sedangkan ujung satu lagi  
          dimasukkan ke dalam penampung minyak yang bersih.
          a).  Untuk mencegah agar udara tidak masuk kembali ke dalam silinder roda, ujung
                slang harus selalu dimasukkan ke dalam minyak rem yang bersih.
           b).  Buang udara dimulai dari roda yang terjauh dari master silinder dan terakhir di
                 roda yang terdekat ke master.

Gambar 3. Mengeluarkan udara

     2.  Asisten menekan pedal rem beberapa kali dan memberi aba-aba pada teknisi
          saat pedal sedang ditekan.
     3.  Teknisi membuka sumbat pembuang kira-kira ¼ putaran, membuang udara
          kemudian menutup sumbat sementara asisten memompa pedal berulang-ulang.
          Tutup sumbat pembuang secepat mungkin, kalau tidak udara akan masuk kembali ke
          dalam sistem rem
     4.  Ulangi prosedur b. dan c. sampai tidak terlihat lagi gelembung-gelembung udara
          yang keluar dari slang.
           Periksa tinggi minyak rem tangki cadangan master silinder selama melakukan pekerjaan
          tersebut. Jangan dibiarkan reservoir menjadi kosong.
     5.  Lepas slang dari sumbat pembuang dan pasang kembali tutupnya.
     6.  Buang udara dari silinder-silinder roda yang lain dengan cara sama.
d.  Atur tinggi permukaan minyak rem dengan menambah minyak sampai garis MAX
     pada reservoir.


Gambar 4. Menambah minyak rem

e.  Periksa apakah pekerjaan tersebut telah dikerjakan dengan sempurna.
     Pembuangan udara sudah dilaksanakan dengan baik apabila pada waktu pedal rem
     ditekan terus, tinggi pedal yang cukup serta reaksi pedal harus kuat dan tidak
     terlalu dalam.
f.  Periksa kemungkinan terdapat kebocoran minyak rem. Periksa setiap kebocoran dari
     sistem hidrolis sementara pedal rem ditekan.
     Untuk kendaraan yang dilengkapi booster rem, mesin dihidupkan dan pemeriksaan
     dilakukan pada waktu mesin dalam keadaan idling.

5).  Mengganti minyak rem
          Kecuali untuk hal-hal berikut, prosedur penggantian minyak persis sama dengan prosedur pembuangan udara yang diuraikan sebelumnya:
a.  Setelah sumbat pembuang minyak diputar ½ putaran, pedal rem ditekan sampai isi
     reservoir master silinder tinggal kira-kira ¼ nya.
     Jangan sampai reservoir kosong, apabila reservoir sampai kosong pekerjaan tersebut harus
     dilanjutkan dengan pembuangan udara. Karena itulah tinggi permukaan minyak di dalam
     reservoir harus sering diperiksa.
b.  Apabila tinggi permukaan minyak sudah sampai ¼ nya, tambahlah minyak sampai
    dengan garis atau tanda MAX. (pada waktu menambah minyak, sumbat pembuang
    ditutup).
c.  Pemompaan dilanjutkan sampai minyak baru mulai keluar sedikit dari sumbat
     pembuang.
d.  Pada waktu minyak baru mulai keluar dari sumbat pembuangan tutuplah sumbat
     pembuang dan suruh asisten tetap menekan pedal setelah dipompa beberapa kali.

Gambar 5.  Mengganti minyak rem

e.  Kendorkan sumbat pembuang ¼ putaran untuk memeriksa bahwa tidak ada lagi
     gelembung udara yang keluar dari sumbat pembuang. Kemudian sumbat
     dikencangkan.
     Pengecekan seperti ini minimum harus dilakukan 2 kali.
f.  Lakukan hal yang sama terhadap roda-roda yang lain.
g.  Periksa reaksi pedal dan tinggi pedal ke lantai seperti diuraikan sebelumnya. Jika
     tidak betul periksa kemungkinan terhadap udara di dalam sistem rem.

6).  Memeriksa dan menyetel tinggi pedal rem
a.  Ukur tinggi pedal
     1).  Lipat karpet di bawah pedal rem dengan menggunakan penggaris, ukur jarak
           antara bagian atas pedal dan lantai.

Gambar 6.  Mengukur tinggi pedal

     2).  Biasanya tinggi pedal rem tidak berubah secara drastis. Namun apabila tidak
           berada di dalam nilai spesifikasi, lakukan penyetelan menurut prosedur dibawah
           ini.
b.  Stel tinggi pedal
     1).  Lepaskan soket (1) yakni kabel untuk switch lampu rem (2).
     2).  Kendorkan mur pengunci (3) swict lampu rem dan putar switch beberapa
           Putaran.
     3).  Kendorkan mur pengunci push rod dan stel tinggi pedal dengan memutar
           push rod.
     4).  Putar kembali switch lampu rem sampai stopper pedal sedikit menyentuh
           pelindung, kemudian kencangkan mur pengunci.


Gambar 7.  Tinggi pedal rem

c.  Pasangkan kembali soket penghubung kabel switch lampu rem.
d.  Stel gerak bebas pedal rem. Lihat tentang pemeriksaan gerak bebas pedal rem pada
     halaman berikutnya.

7).  Memeriksa dan menyetel gerak bebas pedal rem
a.  Periksa gerak bebas pedal rem
     1).  Setelah mesin dimatikan, bebaskanlah kevakuman yang terdapat di dalam
           booster rem dengan jalan menginjak pedal rem sampai jarak cadangan pedal
           tidak berubah lagi dengan tekanan pedal yang sama.
                     Jika masih terdapat vakum di dalam booster, gerak bebas pedal rem yang sebenarnya  
            tidak dapat diketahui.
     2).  Dengan perlahan pedal rem ditekan dengan jari sampai terasa ada tahanan
            kemudian ukurlah langkah pedal.
b.  Stel gerak bebas pedal rem
     1).  Jika gerak bebas pedal rem tidak dalam spesifikasi kendorkan mur (A) dari push
           rod pada master silinder (B). penyetelan dilakukan dengan memutar-mutar
           push rod.
     2).  Kencangkan mur dan ukur gerak bebas sekali lagi.
     3).  Periksa bahwa lampu rem menyala bila pedal rem ditekan dan lampu rem mati
           apabila pedal dibebaskan

Gambar 8.  Memeriksa gerak bebas pedal

8).  Memeriksa jarak cadangan pedal rem
a.  Hidupkan mesin (hanya untuk kendaraan yang menggunakan booster rem).
b.  Tempatkan ganjalan-ganjalan di bawah roda-roda depan dan belakang. Bebaskan
     rem tangan dan hidupkan mesin.
c.  Periksa jarak cadangan pedal rem, tekan pedal rem (dengan kekuatan sekitar 50 kg)
     kemudian ukur jarak antara bagian atas pedal dan lantai.
d.  Jika jarak cadangan kurang dari spesifikasi, mungkin disebabkan celah antara
     sepatu rem dan teromol rem terlalu besar.
e.  Stel celah sepatu dengan menarik tuas rem tangan beberapa kali.

Gambar 9.  Menyetel celah sepatu rem

     Cara penyetelan celah sepatu berbeda-beda menurut modelnya. Ikuti selalu petunjuk dalam
      buku pedoman reparasi.

f.  Jika jarak cadangan masih juga tidak dalam harga spesifikasi mungkin disebabkan
     salah satu hal berikut, konsultasikan dengan instruktur saudara.
     Kemungkinan penyebab:
     1). Tinggi pedal kurang tinggi.
     2).  Gerak bebas pedal berlebihan.
     3).  Terdapat udara di dalam sistem hidraulis.
     4).  Mekanisme penyetel celah sepatu tidak bekerja.
     5).  Kabel rem tangan tersangkut.